HUJAN DAN SYUKUR
oleh : Siti Fadhilatussaniah
Air hujan yang diturunkan Allah ke bumi merupakan ni’mat yang tak terhingga. Bahkan di era teknologi yang sudah bisa membuat hujan buatan, namun hujan yang diciptakan Allah SWT tetap tak tergantikan. Lihatlah apa yang terjadi pada belahan bumi yang tak terkena hujan dalam jangka waktu yang melampaui batasnya ia akan kering kerontang tak berkehidupan. Lalu lihatlah tatkala hujan mengguyurinya, ia seakan-akan bangkit dari kematiaannya dengan mulai tumbuhnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.
Hewan-hewan yang bertebaran di muka bumi ini sangat banyak dan bervariasi serta penuh dengan tanda-tanda kekuasaan Allah. Semuanya penuh dengan segala manfaat dan hikmah bagi manusia. Peredaran angin. Angin merupakan unsur penting dalam kehidupan di muka bumi ini. Baik itu kehidupan manusia hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Awan adalah fenomena yang unik dari sebuah proses terjadi dan turunnya hujan. Namun tidak hanya itu manfaat awan bagi manusia. Awan juga dapat melindungi manusia dari teriknya sinar matahari setidaknya untuk beberapa saat. Bahkan awan menjadi dominan pada saat musim hujan. Namun dgn demikian keseimbangan cuaca bumi menjadi terjaga dgn sirkulasi musim dan cuaca ini.
Syukur adalah salah satu kunci untuk menikmati apa yang telah Allah SWT berikan kepada makhluk-Nya di alam semesta ini. Begitu juga dengan diturunkannya hujan, itu adalah nikmat yang harus disyukuri. Namun fakta yang ada, ketika kemarau hujan yang selalu diharapkan dan dirindukan oleh setiap makhluk hidup. Sebaliknya ketika musim hujan, hujan menjadi caci maki bagi orang yang dirugikan dengan turunnya hujan tersebut.
Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. (QS.Az-Zumar,39:21).
Semua yang terjadi pada makhluk di alam semesta ini tidak luput dari aturan Allah SWT, namun bagaimana cara makhluk-Nya menyikapi apa-apa yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Susah senang sudah menjadi rahasia Allah, namun yang harus makhluknya lakukan yaitu bersyukur atas pemberian Allah SWT. Ketika kemarau bersyukurlah karena masih diberikan air setetes untuk bertahan hidup di dunia ini. Ketika musim hujan bersyukurlah walau dengan diberikan musibah banjir, karena semua itu pasti ada hikmahnya.
“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al Qur’an, 30:48)
Hubungan antara hujan dan syukur sangat lah dekat, karena kita patut bersyukur karena masih diturunkan hujan yang hujan itu menurunkan air, air adalah sumber kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Jenis apapun banjir yang Allah SWT kehendaki, banjir itu mengandung arti dan pelajaran bagi makhluk-Nya, mungkin karena sedikitnya rasa syukur kepada apa yang telah Allah berikan selama ini.
Tidak ada hujan tidak ada kehidupan di dunia, oleh karena itu Al-Qur’an mengajak makhluk-Nya supaya bersyukur atas hujan yang telah diturunkan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya. Dalam firman-Nya surat Al Waaqi’ah ayat 68-70 “”Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, nisaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.”
Kemudian perhatikanlah hikmah yang luar biasa dalam turunnya hujan ke atas bumi dari ketinggian; sehingga siramannya mencakup perbukitan, lembah, dataran tinggi maupun rendah. Kalau Allah hanya menyiramkannya dari salah satu sisi bumi, tentu air tidak mencapai dataran tinggi kecuali apabila terkumpul dengan melimpah di dataran rendah. Akan tetapi, hal yang seperti itu sangat merusak.
Sebab itu, ada hikmahnya Dia menyiramkan air hujan dari atas bumi. Allah SWT menciptakan awan yang merupakan penyiram bumi. Lalu mengirimkan angin yang membawa air dari laut, dan angin itu membuahinya seperti pejantan membuahi betina. Oleh karena itu, Anda dapati daerah-daerah dekat laut banyak hujan, sedang di daerah yang jauh dari laut sedikit turun hujan.
Penciptaan langit. Langit adalah ciptaan Allah yang penuh dengan keindahan keanehan keluar biasaan dan misteri tentunya. Seseorang yg suka memperhatikan langit di malam maupun siang hari akan merasakan ketakjuban yang luar biasa terhadap keindahannya. Dan mungkin akan merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah. Bahkan kini manusia sudah sampai menembus angkasa mengeksplorasi bulan dan planet lain yg dapat dicapainya. Bahkan seorang atheis sekali pun mungkin akan merasakan getaran jiwa bahwa Tuhan itu ada. Karena memang fitrah manusia diciptakan untuk percaya akan adanya Tuhan.
Syukurilah apa yang telah Allah berikan kepada kita sebagai makhluk-Nya, walaupun hujan yang membuat kita kewalahan karena banjir, namun dibelakang itu terkandung hikmah yang besar. Dengan janji Allah kalau kita bersyukur atas nikmat-Nya, niscaya Allah akan menambah nikmat yang telah diberikan. Sebaliknya kalau kita mengkufuri atas nikmat-Nya niscaya azab yang datang kepada makhluk-Nya. Mungkin banjir tersebut adalah peringatan untuk kita karena sangat kecilnya rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.
Syukur tidak memerlukan tenaga atau harta dengan ucapan Alhamdulillah saja itu sebenarnya sudah cukup untuk bersyukur kepada Allah SWT, dengan menjalankan ibadah kepada-Nya kita sudah termasuk bersyukur atas nikmat yang diberikan selama kita hidup. Bersyukur itu sangat gampang dan mudah, namun kenapa orang-orang tidak sedikit yang mengkufuri atas nikmat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar