Selasa, 28 Desember 2010

BUMI YANG SEMAKIN TUA DAN RAPUH

BUMI YANG SEMAKIN TUA DAN RAPUH
oleh : siti fadhilatussaniah
Semakin hari bumi semakin tua, bagaimana tidak manusia yang menempatinya sangat banyak, tidak hanya kita yang berada di sebuah pusat keramaian, menandakan bahwa keramaian manusia yang ada d bumi ini adalah bukti Bumi telah semakin tua.
Seperti layaknya orang tua tentunya mempunyai seorang cicit dan anak yang sudah mulai dewasa, walaupun bumi tak memiliki anak tapi bumi memiliki manusia dan makhluk hidup lain yang meninggalinya yang semakin hari terus bertambah semakin banyak.

Ibarat orang yang sudah tua, Bumi semakin sering batuk batuk. Dan nafasnya sudah ngos-ngosan. Otot-ototnya mulai melemah. Kulitnya mengeriput. Tulangnya semakin keropos. Sendi-sendinya tak lagi kokoh untuk menopang tubuhnya. Maka, ia jadi gampang terhuyung-huyung. Atau, bahkan roboh terjatuh. Begitulah Bumi yang kita diami ini. Kondisinya semakin lama semakin lemah, rapuh, dan memprihatinkan.
Sebenarnya Bumi telah didesain Allah memiliki keseimbangan sempurna. Ada closed circuit mechanism yang mempertahankan Bumi selalu dalam kondisi terbaiknya untuk menopang berlangsungnya kehidupan di dalamnya.
Di antaranya adalah sirkulasi air, sirkulasi udara, rantai makanan, iklim dan cuaca, dan kandungan isi perut Bumi. Semuanya didesain Allah dalam sebuah sirkuit tertutup alias closed circuit yang membangun keseimbangannya sendiri.
Ambil contoh, sirkulasi air. Mekanisme tersedianya air bersih bagi kehidupan di muka Bumi berjalan secara alamiah dan menakjubkan sejak miliaran tahun yang lalu. Awan menurunkan hujan, sehingga terbentuklah mata air. Lantas, muncul sungai, danau dan lautan. Panas matahari menyinari air di permukaan Bumi, menguap menjadi awan. Awan menghasilkan hujan. Demikian seterusnya, dalam suatu siklus abadi selama bermiliar tahun.
Bumi dan tumbuhan telah berbaik hati kepada manusia selama ini, dengan menyediakan berbagai keperluan umat manusia secara gratis. Ibaratnya kita ini kost di bumi, namun semuanya serba gratis dan tidak perlu dibuat manusia. Ada udara untuk bernafas, ada air untuk minum, dan ada bahan-bahan alam yang kesemuanya bisa dimanfaatkan untuk kenyamanan dan kesejahteraan manusia.
Akan tetapi, cobalah perhatikan lingkungan kita dewasa ini. Bumi ini sudah sedemikian rusak. Disebabkan oleh ulah tangan manusia yang akhirnya menyebabkan bencana-bencana yang selama ini terjadi di sekeliling kita.
Kejadian alam yang sering terjadi saat ini menunjukkan bahwa kondisi bumi kita kian rapuh dan keropos, kita tidak bisa lagi mengelak dari bencana alam. Berbagai bencana yang terjadi di Indonesia tidak dapat diprediksi dengan pasti tanggal kejadiannya.
Seperti bencana alam yang baru saja terjadi yaitu gempa bumi di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, yang disusul dengan Tsunami. Kemudian meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah, walaupun sebelumnya sudah ada tanda-tanda akan meletus dan masih banyak bencana-bencana lainnya.
Semua bencana alam tersebut tentu saja menelan korban baik jiwa maupun harta benda. Tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi dengan pasti kapan kejadiannya sehingga pada waktu kejadian membawa banyak korban.
Selain itu beberapa waktu lalu ada berita di televisi mengenai lubang yang muncul di daerah bandung dengan kedalaman sekitar 7 meter dan jika di lihat dari atas dapat terlihat aliran air sungai citepus yang mengalir di bawah lubang yang terbentuk.
Ada yang menyebutkan bahwa lubang di bandung adalah bagian dari fenomena alam namun ada juga yang menyebutkan bahwa ini merupakan efek negatif dari kelalaian para manusia saat ini.
Wilayah Indonesia memang wilayah yang rawan bencana, bukan saja Gempa Bumi, Gunung Meletus, tapi juga Banjir, dan Tanah Longsor. Kita tidak bisa mengelak dari berbagai bencana alam, tapi kita harus waspada dan siaga menghadapi bencana.
Bersyukurlah kita yang tinggal di wilayah yang aman dari bencana alam. Tapi saudara-saudara kita yang tinggal di wilayah jalur bencana, memang harus waspada dan siap menghadapi bencana setiap saat.
Janganlah kita buat dunia kita ini semakin tua renta, karena kelalaian kita, karena ketidakmauan kita untuk belajar tentang hakikat kehidupan ini. Di sisi lain, bentuk dandanan dan hiasan dunia begitu tampak pada warna-warni dosa yang dilakukan manusia modern sekarang..Warna itu bisa berupa kejahatan dengan berbagai macam bentuknya, orang sudah tidak lagi merasa malu untuk berbuat dosa dan maksiat, perbuatan zina seakan sudah legal dan menjadi aktivitas kenikmatan yang halal, mendewakan harta dunia, nafsu syetan yang semakin liar dan diikuti. Belum lagi peristiwa pembunuhan, baku-hantam antar anak manusia. dan lain-lain.
Tapi, itulah sunnatullah (hukum Allah) dalam hidup ini. Kita tidak usah bingung dan merasa stres di buatnya. Yang penting kita tetap sadar dan teguh memegang prinsip bahwa memang, istiqomah memegang ajaran Islam di zaman sekarang ini makin lama makin susah saja. bagaikan bara api. Semakin digenggam, maka akan semakin panas kita dibuatnya. Seperti kata Umar bin Khattab. Jadi bersabarlah dengan keadaan dunia ini, sampai suatu saat Allah kembalikan lagi dunia ini dengan kondisi yang penuh dengan kebaikan oleh pemimpin yang adil.
Mari kita berpikir tentang kehidupan dan hikmah ilahi yang terdapat di dalamnya. Dengan kesadaran penuh dan diri yang mawas, Insya Allah, kita akan diberikan kekuatan mempertahankan dinullah ini. Dan kita dimudahkan untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang taat dan diridhoi-Nya.Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar